Keutamaan dan Pentingnya Ikhlas Bagian 2 - Aktualisasi Akhlak Muslim (Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary, M.A.)
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
Kajian oleh: Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary, M.A.
Download kajian sebelumnya: “Keutamaan dan Pentingnya Ikhlas dalam Ibadah – Aktualisasi Akhlak Muslim“.
Ringkasan Kajian: Keutamaan dan Pentingnya Ikhlas Bagian 2
Ikhlas merupakan tiang dan tonggak dari sebuah amal. Amal apapun yang dilakukan oleh seorang muslim tidak akan diterima tanpa keikhlasan. Oleh karena itu, wajib bagi orang yang beribadah untuk mengikhlaskan niatnya lillahi Ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
…إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَ
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan…” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]
Allah memberikan balasan atas sebuah amalan juga berdasarkan kadar keikhlasan seorang hamba dalam melaksanakan amalan tersebut. Kadar keikhlasan berbeda-beda antara satu orang dengan orang yang lain. Karena penting dan utamanya ikhlas ini maka Allah Subhana wa Ta’ala telah memwasiatkan secara khusus kepada Nabi-Nya Shallahllahu ‘Alaihi wa Sallam, untuk mengikhlaskan agama lillahi Ta’ala. Ini adalah pesan dan wasiat Allah kepada para nabi dan Rasul.
Allah mengatakan dalam surat Asy Syura ayat ke-13:
شَرَعَ لَكُم مِّنَ الدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰ ۖ أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ ۚ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ ۚ اللَّـهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَن يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ ﴿١٣﴾
“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (Q.S Asy-Syura [42] :13)
Wasiat dalam ayat ini adalah kewajiban supaya mengikhlaskan hati dalam menjalankan ketaatan agama. Allah juga mengatakan:
قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّـهَ مُخْلِصًا لَّهُ الدِّينَ ﴿١١﴾
“Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.”(Q.S Az-Zumar [39] :11)
Maka inti dakwah para nabi dan rasul adalah mengajak manusia supaya mengikhlaskan agama ini untuk Allah Subhana wa Ta’ala dan melakukan ketaatan-ketaatan itu hanya kepada Allah Subhana wa Ta’ala.
Juga, keikhlasan ini yang akan menjadi sebab penjagaan dan pertolongan Allah Subhana wa Ta’ala bagi umat ini. Allah akan senantiasa menjaga, membela dan memenangkan umat ini dengan keikhlasan mereka. Apabila ikhlas telah hilang di tengah-tengah umat ini, Allah pun akan menahan dan menangguhkan pertolongan atas umat ini. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
(إِنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ هَذِهِ الأُمَّةَ بِضَعِيْفِهَا بِدَعْوَتِهِمْ، وَصَلاَتِهِمْ، وَإِخْلاَصِهِمْ)).
“Sesungguhnya Allah menolong umat ini dengan sebab orang yang lemah dari mereka, yaitu dengan sebab doa mereka, shalat mereka, dan keikhlasan mereka”.
Imam Abdur-Ra’uf al Munawi rahimahullah di dalam Faidhul-Qadir menerangkan bahwa umat islam sebenarnya tertolong oleh kaum lemah diantara mereka. Sebab orang-orang yang lemah ini lebih ikhlas, lebih khusu’ dan lebih tawadhu’ dalam beribadah kepada Allah Subhana wa Ta’ala. Hal ini karena hati mereka tidak silau dengan gemerlap dunia. Pada kondisi demikian, keinginan mereka terfokus pada satu hal. Yaitu mencari ridho Allah Subhana wa Ta’ala. Dengan begitu kesucian amal-amal mereka lebih terjaga sehingga do’a-do’a mereka diijabahi dan dikabulkan oleh Allah Subhana wa Ta’ala.
Simak Penjelasan Lengkap dan Download MP3 Kajian: Keutamaan dan Pentingnya Ikhlas Bagian 2
[do_widget id=blog_subscription-2]
Mari turut bagikan hasil rekaman ataupun link kajian yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Google+ yang Anda miliki, agar orang lain bisa turut mengambil manfaatnya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda.